Anda belajar sedikit mengenai
rumus kimia dan persamaan reaksi, juga mengenai pentingnya ukuran laboratorium, dimana ilmuwan-ilmuwan dahulu belum mengenalnya. Kemajuan yang nyata dalam
Ilmu kimia dimulai ketika ilmuwan
mulai menyelidiki jumlah zat kimia yang ikut dalam suatu reaksi kimia
secara kuantitatif.
Dalam Bab ini dan bab selanjutnya
kita akan mengupas beberapa Hukum kimia dasar dan dengan cara bagaimana kita dapat
mempercayai
adanya atom-atom. Anda akan mempelajari bagaimana berpikir secara kimia mengenai jumlah zat
yang bergabung dalam reaksi kimia dan akan dipelajari bagaimana suatu rumus kimia ditentukan.
Kemampuan untuk
membuat perfiltungan kimia akan diterangkan dalam Bab ini, sedangkan bab berik-i.itnya adalah bagian yang
penting sekali untuk mempelajari kimia. Biasanya bila mahasiswa mendapat
kesukaran pada pelajaran lanjut, disebabkan karena mereka kurang memahami
Bab-bab permulaan ini. Sebab itu bila Anda mempelajari bahan-bahan yang tercakup
di sini, pusatkan perhatian untuk mengerti konsepnya. Bila sudah mengerti kita
akan dapat memecahkan soal-soalnya. Tetapi bila hanya belajar memecahkan coal
tanpa mengerti apa yang kita lakukan, pada akhirnya kita akan menemui kesukaran.
HUKUM KIMIA
Pada mulanya, hanya sedikit diketahui mengenai
sifat-sifat dari zat dan reaksi kimia, sehingga tak mengherankan bila timbul teori
yang salah mengenai teori dari zat (matter) misalnya : telah lama
diketahui bahwa bila sepotong kayu dibaka, rabu yang terbentuk beratnya berkurang
dari berat kayu asal.Teorinya adalah karena
ada sesuatu yang disebut phlogiston akan menguap waktu
pembakaran.
Teori phlogiston ini hidup terus untuk beberapa lama
sampai seorang ahli
kimia Perancis yang bernama Antoine Lavoisier mendlemonstrasikan dengan suatu percobaan dimana pengukuran berat
dari zat kimia dibuuat secara teliti bahwa pembakaran
adalah suatu reaksi antara zat dengan oksigen. Dia juga menunjukkan dengan cara
pengukuran teliti yang membuktikan bahwa bila
pembakaran dilakukan dalam wadah yang tertutup pada waktu reaksi tak ada perubahan massa. Penelitian
dan percobaan vang dilakukan pada suasana yang terkontrol menjadi dasar bagi hukum kekekalan massa yang berbunyi: Dalam
suatu reaksi, massa zat belum dan sesudah reaksi adalah sama. (Bila kita menyatakan suatu zat diawetkan, ini berarti zat tersebut tak
hilang atau bertambah). Hukum
kekekalan massa adalah Hukum kimia yang
penting yang berhuhungan dengan reaksi kimia dan digunakan sebagai penyebab mengapa diadakan kesetimbangan persamaaan
reaksi kimia.
Percobaab Lavoisier menyebabkan peneliti-peneliti lain
melakukan pengukuran kuantitatif secani
teliti terhadap zat-zat kimia dan hasilnya didapat suatu hukum yang penting yang disebut hukum
perbandingan tetap (Disebut juga hukum komposisi tetap). Hukum
ini menyatakan bahwa dalam suatu zat kimia
yang murni, perbandingan massa unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap,
misalnya: pada setiap sampel air murni, dari manapun sumbernya, kita
selalu mendapatkan. perbandingan elemen Hidrogen dan Oksigen adalah 1gram
H: 8 gram O Sehingga bila kita mengambil sampel air
dengan 2,00 g H, akan ada 16 gram 0, jadi perbandingannya tetap.
Selanjutnya bila
kita membuat air dari hidrogen dan oksigen, elemen-elemen tersebut tersebut bergabung dalam perbandingan yang
tepat sama, berapapun jumlah zat yang
tersedia. Bila 2,00 g hidrogen dicampur dengan
8 gram oksigen dan dibiarkan untuk bereaksi, semua oksigen akan terpakai, tetapi hanya 1,00 g hidrogen yang
bereaksi, jadi masih ada hidrogen
tersisa. Untuk air, tak mungkin akan terbentuk, bila perbandingankedua
elemen herubah. Untuk semua senyawa ada perbandingan massa yang tetap dari elemen-elemennya.
TEORI ATOM DALTON DAN MASSA ATOM
Seperti telah kita ketahui, hukum
kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap adalah berdasarkan percobaan pengukuran
massa dan reaksi dari senyawa
kimia. Para ahli kimia dari akhir abad ke-18 masih meraba-raba bagaimana bentuknya zat agar memefitihi hukum-hukum di atas dan pada tahun 1803 seoraing guru dan
ilmuwan Inggris yang bernama John
Dalton mengemukakan teorinya yang disebut teori atom Dalton yang telah
mengubah arah Ilmu kimia.
Konsep dari suatu atom bukanlah hal
yang benar. Ahli-ahli filsafat Yunani pada tahun 500 SM telah mengemukakan kemungkinan
bahwa zat terdiri dari partikel-partikel kecil yang tak kelihatan. Tetapi prang
Yunani kuno tak mempunyai data untuk
menjelaskannya, sehingga usulan
mereka hanyalah berupa sedikit latihan pemikiran. Tetapi teori Dalton sedikit
berbeda, sebab teorinya telah menjelaskan pengamatan hukum kekekalan massa dan
perbandingan.
Teori atom Dalton dapat dikemukakan dalam postulat
berikut ini:
1)
Zat terdiri dari partikel-partikel kecil yang tak-
kelihatan yang disebut atom.
2) Semua atom dari suatu elemen adalah
sama, tetapi berbeda dari atom elemen lainnya (Berarti semua atom dari suatu elemen
mempunyai massa yang sama, tetapi
berbeda dari massa atom elemen
lainnya).
3) Senyawa kimia dibentuk oleh atom-atom
elemennya dalam suatu perbandingan yang
tetap.
Suatu reaksi kimia hanyalah berupa penggeseran atom dari suatu senyawa ke yang lain. Sedangkan atom masing-masing masih tetap berfungsi dan tak berubah .Tes dari teori ini adalah kemampuannya untuk
menerangkan fakta. Pertama, kita lihat hukum kekekalan massa. Bila suatu
reaksi kimia hanya mengambil atom-atom dari reaktan Ialu membagikannya pada
hasil reaksi, maka jumlah atom dari masing-masing elemen harus tetap sama (tentunya
kita anggap tak ado atom yang dapat keluar masuk tabung reaksi). Karena atom selama reaksi tak
mengalami perubahan massa,berarti jurnlah massa atom harus tetap sama. Dengan
perkataan lain, selama reaksi massanya harus tetap konstan dan memang ini yang
dikatakan oleh Ilukum Kekekalan Massa.
Hokum Perbandingan Tetap pun mudah
diterangkan. Untuk melihat HE, kita bayangkan dua elemen A dan B yang
membentuk suatu senyawa dimana tiap
molekul dari zat tersebut terdiri dari sebuah atom A dan sebuah atom B (Ingat bahwa sebuah molekul dapat
dianggap sebagai suatu kumpulan atom
yang terikat satu sama lain cukup kuat sehingga berperan dan
dikenal sebagai sebuah partikel). Misalkan atom A dua kali lebih berat dari atom B, sehingga
bila atom B mempunyai massa 1 unit,
maka massa atom A adalah 2 unit. Berikut ini terlihat bagaimana massa dari A dan
B berubah sesuai dengan jumlah molekul.
Jumlah
Molekul
|
Jumlah
Atom A
|
Massa A
|
Jumlah
Atom B
|
Massa B
|
Perbandingan
Massa A/B
|
1
|
1
|
2
unit
|
1
|
1
|
2/1
|
2
|
2
|
4
unit
|
2
|
2
|
4/2 = 2/1
|
10
|
10
|
20
unit
|
10
|
10
|
20/10 = 2/1
|
500
|
500
|
1000
unit
|
500
|
500
|
1000/500 = 2/1
|
Perhatikan bahwa berapapun molekul
yang ada masing-masing dengan perbandingan atomnya yang sama yaitu 1, maka
perbandingan massanya juga sama.
Massa atom
Kunci suksenya teori atom Dalton adalah pernyataan bahwa tiap
elemen mempunyai atom dengan massa atom yang
khusus. Hal ini telah dijelaskan Hukum-hukum
kimia, sehingga ahli-ahli kimia segera mencari bagaimana cara untuk mengukur massa atom. Tetapi
bagaimana hal ini dapat dikerjakan? Atom terlalu kecil untuk dilihat
dan diukur secara sendiri-sendiri
dalam timbangan di laboratoritun.
Pada pembicaraan di atas kita merneriksa suatu tu hipotesa
dimana senyawa dibentuk dari dua atom, sebuah
atom A dan sebuah atom B. Kita lihat bahwa perbandingan massa dari tiap sampel
adalah 2:1, karena perbandingan dari massa atom-atormnya harus
selalu 2 : 1. Sebab itu dengan
menentukan perbandingan massa dari elemen-elemennya dalam sampel yang besar, kita dapat menentukan
perbandingan massa atom dari senyawa
tersebut. Sekarang kita lihat pada elemen-elemen dan senyawa yang sebenarnya.
Hidrogen dan Fluor
membentuk senyawa yang disebui hidrogen fluorida Rumusnya
adalah HF, sehingga sebuah molekul HF
mengandung sebuah atom Hidrogen
dan sebuah atom Fluor. Dalam sampel senyawa ini, selalu ditemukan bahwa massa
fluor adalah 19 x massa hidrogen. Karena
atom-atomnya berada dalam jumlah yang sama dapat disimpulkan bahwa tiap
atom fluor harus 19 x lebih berat dari atom hidrogen.
Karena itu kita telah menemukan massa relatif dari atom-atom
hidrogen dan fluor
Dalam
dua contoh yang kita periksa ini, kita lihat bahwa dengan mengukur perbandingan massa dari elemen-elemennya
dapat ditentukan massa dari atom-atomnya. Syaratnya adalah kita
harus mengetahui rumus dari senyawanya. Hambatan yang besar dalam
penentuan massa dari atom-atom ialah perlunya
diketahui rumus dari senyawanya, tapi kemudian ditemukan cara untuk
mendapatkan rumus tersebut, sehingga
beberapa massa relatif dari atom-atoni elemen ditemukan. Tetapi ini hanyalah
massa relatif yang menyatakan berapa kali suatu atom lebih berat dari
atom lainnya. Kami ingin memberi harga dalam angka pada massa atom-atom ini dan ini baru dapat dilak-itkan bila massa dari salah
satu atom elemennya diketahui, sehingga
massa dari elemen-elemen lain dapat dihitung berdasarkan angka
perbandingannya.
Karena
atom terlalu kecil untuk dilihat dan ditimbang dalam satuan gram pada suatu
timbangan, suatu skala massa atom dibuat dimana massa diukur dalam satuan
massa atom (Simbol SI adalah u). Pemilihan untuk skala standar ini sangat
sukar, karena konsep Dalton tak seluruhnya benar, hampir semua elemen dalam
alam berada dalam campuran atom (disebut isotop) dengan massa sedikit berbeda,
untungnya hal ini tak mempengaruhi hasil akhir dari teori Dalton, karena elemen
dalam tiap sampel cukup besar untuk dapat dilihat sehingga massa rata-rata dari
demikian banyak atom same, sehingga elemen akan berperan sebagai atom tunggalnya yang mempunyai massa rata-rata. Tetapi karena
secara relatif jumlah yang besar dari berbagai isotop dari satu elemen masih dapat berubah dalam waktu yang lama,
diputuskan untuk memilih sebuah
isotop dari sebuah elemen untuk menentukan besarnya satuan massa atom
Isotop tersebut adalah salah satu dari karbon dan dinamakan. Karbon-12. la
diberi tanda massa tepat 12 u, sehingga satuan massa atom didefenisikan sebagai
1/12 dari massa atom isotop ini. Dengan memilih bahwa satuan massa atom
ulcurannya sebesar di etas, massa atom dari
berbagai elemen harganya akan mendekati bilangan bulat.
Suatu daftar yang
lengkap dari massa atom berada pada sampel dalam
dari buku ini dan diberikan juga simbul dari elemen-elemen pada susunan
berkala. Angka dalam daftar ini adalah harga rata-rata dari massa atom relatif,
berarti is adalah massa rata-rata yang dinyatakan dalam satuan massa atom dari campuran isotop-isotop yang ditemukan
Hukum
Perbandingan Berganda
Hal lain vang menarik dari teori atom Dalton adalah ditemukannya Hukum Campuran Kimia lain yang
dinamakan: Hukum Perbandingan Berganda yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Misalkan kita mempun.vai
dua sampel senyawa yang dibentuk oleh dua elemen yang sama. Bila massa dari salah satu
elemen dalam kedua sampel itu sama, maka
massa dari elemen yang lain berada dalam perbandingan angka yang kecil dan bulat. Hukum ini yang terutama penting untuk
sejarah, lebih
mudah dimengerti bila diberi contoh. Seperti diketahui karbon dapat membentuk dua macam
senyawa dengan oksigen yaitu karbon monoksida dan karbondioksida. Dalam 2,33 g karboamonoksida,
ditemukan 1,33
g oksigen yang bergabung dengan 1,00 g karbon. Sedangkan dalam 3,66 g
karbondioksida, ditemukan 2,66 g oksigen yang bergabung dengan 1,00 g karbon. Perhatikan bahwa massa
karbon yang sama (1,00 gram) berada dalam perbandingan 2 : 1 (perbandingan
dengan angka yang kecil dan bulat.
2,66 gram : 1,33 gram = 2 : 1 1
Hal ini sejalan
dengan teori atom yaitu bila sebuah molekul karbon monoksida (CO) mengandung satu atom C dan satu atom 0 dan
sebuah molekul karbondioksida (CO2)
mengandung 1 atom C dan 2 atom 0, berarti kita mempunyai molekul karbon yang jumlahnya sama, kita mempunyai jumlah karbon atom
dan massa yang sama.
KONSEP
MOL
Teori atom dalton dan perkembangan dari daftar massa atom
elemen elemen membuka jalan untuk perhitungan stokiometri, tetapi sebelum ini
diterima, kita harus membicarakan terlebih dahulu konsep yang terpenting dalam
stokiometri yaitu mol.
Dalam
duma sekarang ini, pelajaran dari zat dan reaksi kinlia memerlukan kemampuan untuk mencoba menentukan sifat dari
hasil reaksi kimia. Kita harus dapat menemukan rumus dan menentukan
seberapa banyak berbagai zat kimia diperlukan bila kita akan melakukan reaksi
kimia. Dengan perkataan lain, kita harus dapat bekerja secara kuantitatif
dengan elemen, senyawa dan reaksi kimia. Stoikhiometri (berasal dari bahasa Yunani Stoicheion = elemen dan metron
= mengukur) adalah istilah yang
dipakai dalam menggambarkan bentuk kuantitatif dari reaksi clan senyawa
kimia.
Teori
atom Dalton dan perkembangan dari daftar Massa Atom elemen-elemen membuka
jalan untuk perhitungan Stoikhiometri, tetapi sebelum ini diterima, kita harus
membicarakan terlebih dahulu konsep yang terpenting dalam Stoikhiometri yaitu: Mol.
Seperti
telah dipelajari, atom bereaksi untuk membentuk molekul dalam perbandingan angka yang mudah dan bulat. Misalnya atom hidrogen
dan oksigen, bergabung dalam perbandingan 2:1 untuk membentuk air (H20), atom
karbon dan oksiger, bergabung dalam. perbandingan
1:1 membentuk karbonmonoksida (CO). Setelah mengetahui hal ini, misalkan
kita ingin mernbuat karbonmonoksida dari atom karbon dan atom oksigen
sedemikian rupa sehingga tak ada atom dari kedua elemen ini yang tersisa. Bila
kita hanya memerlukan satu molekul, kita dapat
membayangkan akan menggabungkan bersama-sama 1 atom C dan I atom O. Bila
dua molekul yang dibutuhkan, diperlukan 2 atom C dan 2 atom 0 dan seterusnya
untuk berbagai jumlah yang kita inginkan. Tetapi kita tak dapat bekerja dengan atom-atom, karena
mereka sangat kecil. Sebab itu dalam keadaan sebenarnya di Laboratorium kita
harus memperbesar ukuran dari sampel
sedemikian rupa, sehingga ia dapat dilihat dan dipergunakan, tetapi
harus dibuat dengan cara sedemikian rupa, agar dipertahankan perbandingan atom
yang sesuai.
Salah satu jalan untuk memperbesar jumlah dalam reaksi
kimia adalah bekerja dengan lusinan atom,
bukan dengan satuan atom.
1 atom C + I
atom 0 à 1 molekul CO
1 lusin atom C + 1 lusin atom 0 à 1 lusin molekul CO
(12
atom C) (12 atom 0) (12
molekul CO)
Perhatikan bahwa perbandingan 1:1 lusinan atom tepat
sama perbandingan 1:1 satuan atonyaa
sendiri. Jika kita mengambll 2 lusin atom karbon dan 2 lusin atom
oksigen (perbandingan 1:1 dari lusinan), dapat dipastikan akan jumlah atom yang sama dari karbon dan oksigen
(perbandingan 1:1 atom). Sehingga tidak menjadi masalah jumlah lusinan
dari tiap atom yang kita ambil asal jumlah lusinannya sama sehingga
perbandingan 1:1 secara lusin dan atom tetap dipertahankan.
Konsep ini sangat penting sekali, sehingga perlu ditinjau
dalam kasus lain. Perhatikan zat
air (H20). Bila kita ambil atom-atomnya sendiri persamaannya adalah
sebagai berikut:
2 atom
H + 1 atom à 1 molekul H20
Kemudian kita dapat tingkatkan ukuran reaksi dengan bekerja lusinan atom hidrogen dan oksigen
2 lusin atom H + 1 lusin atom 0 à 1 lusin molekul H20 atau
4 lusin atom H + 2 lusin atom O à 2 lusin molekul H20 atau
6 lusin atom H + 3
lusin atom 0 à 3 lusin molekul H20
Dalam
setiap persamaan, tetap dipertahankan perbandingan 2 : 1 antara atom H dan 0
dengan mempertahankan perbandingan 2 : 1 lusinan atom-atom ini.
Sekarang
menjadi jelas bahwa bila ada suatu cara untuk menghitung atom secara lusinan,
kita dapat mengambilnya berlusin-lusin dalam perbandingan yang tepat sesuai yang
diinginkan perbandingan atomnya dan dengan cara ini pasti akan didapat
perbandingan atom yang sesuai. Sayangnya selusin atom atau molekul masih
terlalu kecil untuk dikerjakan, sebab itu
kita harus mengambil satuan yang lebih besar. "Lusinannya ahli kimia" disebut mole (disingkat
mol). Mol ini terdiri dah 6,022
x 10 23 partikel (akan dibicarakan lagi nanti mmgenai asal usul angka
lusin dan mol ini, yang disebut bilangan Avogadro)
1 lusin = 12 objek
1 mol = 6,022 x 1023
partikel
Keterangan yang sama untuk lusinan dapat diterapkan juga
pada mol. Mol hanyalah suatu
jumlah yang lebih besar.
1
mol atom C + 1 mol atom 0
à 1 mol molekul CO atau
1
mol C + 1 mol O à 1 mol CO
(6,022 x 1023atom
C) (6,022 x 1023 atom 0) (6,022 x 1023 molekul CO)
Terlihat
bahwa bila kita mengambil 1 mol atom karbon dan 1 mol atom oksigen, kita akan
mempunyai jumlah atom karbon dan oksigen yang sama dan akan membentuk tepat 1
mol melekul CO, tak ada sisa apa-apa.
PENGUKURAN MOL ATOM ATOM
Dalam suatu reaksi
kimia, atom-atom atau molekul akan bergabung dalam
perbandingan angka yang bulat dan kita juga telah melihat bahwa mol dari zat
juga akan bereaksi dengan perbandingan angka yang bulat. Berdasarkan ini maka mol dapat disebut satuan
kimia. Ukurannya cukup besar
sehingga sebuah mol atom atau molekul akan mewakili suatu jumlah yang dengan
mudah dapat dikerjakan di laboratorium. tetapi sayang tak ada alat yang
dapat menolong kita untuk menghitung langsung
atom-atom dalam perkalian bilangan Avogadro. Oleh sebab itu kita harus
mempunyai cara untuk mengubah satuan kimia ini ke unit laboratorium—sesuatu yang
dapat diukur di laboratorium.
Telah
dikatakan bahwa satu mol terdiri dari 6,022 x 1023 partikel (objek). Angka yang aneh ini tidaklah dipilih secara
sembarangan. melainkan merupakan jumlah atom dalam suatu
sampel dari tiap elemen yang mempunyai massa
dalam gram yang jumlah angkanya sama dengan massa atom elemen tersebut ,
misalnya massa atom dari karbon adalah 12,011, maka 1 mol atom karbon mempunyai
massa 12,011 g.
Demikian
juga massa atom dari oksigen adalah 15,9994, jadi 1 mol atom oksigen mempunyai
massa 15,9994 g
1 mol C = 12,011 g C, 1 mol 0
= 15,9994 g 0
Maka keseimbanganlah yang menjadi alat kita untuk
mengukur mol. Untuk mendapat satu mol dari tiap elemen, yang kita perlukan
adalah melihat massa atom dari elemen
tersebut. Angka yang didapat adalah jumlah dari gram elemen tersebut
yang harus kita ambil untuk mendapatkan 1 mol elemen tersebut.
PENGUKURAN
MOL DARI SENYAWA: MASSA MOLEKUL DAN MASSA RUMUS
Seperti pada elemen, secara tak
langsung persamaan di atas juga dapat dipakai untuk menghitung mol dari senyawa.
Jalan yang termudah adalah dengan menambahkan semua massa atom yang ada dalam
elemen. Bila
zat terdiri dari molekul-molekul (misalnya CO2, H20 atau
NH3), maka jumlah
dari massa atom disebut massa molekul atau-Berat molekul. Kedua istilah ini dipakai
berganti-ganti). Sehingga massa molekul dari CO2 adalah:
C I x 12.0 u = 12.0 u
20 2x 16.0 u = 32.0 u
CO2 total = 44.0 u
Demikian juga massa molekul dari H20 = 18,0 u dan dari NH3
= 17 u. Berat dari I mole zat didapat hanya dengan menuliskan
massa molekulnya dengan satuan gram. Jadi,
I
mol CO2= 44,0
g
1 mol H20 = 18,0 g
I mol NH3 = 18,0 g
KOMPISISI
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar