1. Protein cdc2 terlibat dalam pengaturan jalannya
siklus sel pada ragi. Setelah sel menjalani fase S, cdc2 akan berikatan dengan
siklin, namun tetap bersifat inaktif karena mengalami fosforilasi pada residu
tirosin oleh protein wee1 dan CAK. Enzim cdc25 akan memutus gugus fosfat
tersebut sehingga cdc2 menjadi aktif dan sel dapat melakukan mitosis. Apa yang terjadi pada siklus sel ragi yang
mengalami mutasi gen cdc25? (Nilai 1)
A.
Ukuran sel akan bertambah, lalu sel melakukan pembelahan
B.
Ukuran sel akan
bertambah, namun sel tidak melakukan pembelahan
C.
Ukuran sel tidak bertambah, namun sel melakukan
pembelahan
D.
Ukuran sel tidak bertambah dan sel tidak melakukan
pembelahan
Pembahasan:
Pada sel ragi, selain
fase G1 biasanya juga terdapat aktifitas pertumbuhan seperti produksi komponen
seluler dan peningkatan volume sel selama fase G2 untuk memastikan
kondisi seluler mencapai ambang untuk dipartisi ke dua sel anak. Cdc25 berfungsi sebagai regulator yang
menghubungkan sistem pemantau pertumbuhan sel dan keputusan untuk membelah.
Referensi: Cell and Molecular Biology: Concept and Experiment/Gerald
Karp/Wiley Chapter 14 Cellular Reproduction. Pada buku ini anda akan mendapat
penjelasan yang lebih dalam tentang peranan protein cdc25, wee1 dan berbagai
protein lain yang meregulasi siklus sel pada ragi.
2. DNA dari bacteriophage X174 memiliki komposisi basa 25% A, 33% T, 24% G, dan 18% C. Manakah dari pernyataan berikut ini yang merupakan penjelasan paling tepat? (Nilai 1)
A. Pada genom virus, pasangan basa tidak
mengikuti aturan baku Watson-Crick, dan memungkinkan terjadinya pasangan basa
G-A dan C-T
B. Pada genom virus, pasangan basa tidak
mengikuti aturan baku Watson-Crick, dan memungkinkan terjadinya pasangan basa
G-T dan C-A
C. Genom virus adalah linear dan dapat
mentolerir pasangan mismatch
D. Asam nukleat dari virus membentuk kompleks
padat dengan protein pengikat asam nukleat sehingga tidak dapat berpasangan
dengan yang lain
E.
Genom dari bacteriophage X174
merupakan rantai tunggal
Pembahasan:
Sejauh yang diketahui, dsDNA dari genom
sel ataupun virus memiliki karakteristik struktural dasar yang sama yaitu
disusun oleh untai DNA antiparalel dengan pasangan basa mengikuti aturan
Watson-Crick. Ketika kita
mengkarakterisasi suatu isolat virus DNA dan memperoleh bahwa komposisi basa A
dan T atau G dan C nya pada genom DNA nya tidak sama, maka kesimpulan yang
paling mungkin dari informasi yang telah ada sebelumnya adalah virus tersebut
memiliki genom berupa DNA rantai tunggal
Referensi: Biology/ Campbell, Reece/Benjammin Cummings
3. Tentukan sekuens heksapeptida yang belum diketahui berdasarkan data berikut:
3. Tentukan sekuens heksapeptida yang belum diketahui berdasarkan data berikut:
·
Komposisi asam amino (2R, A, S, V, Y)
·
N-terminal: A
·
Perlakuan dengan tripsin menyebabkan heksapeptida
terpotong menjadi dua bagian: fragmen RVA dan fragmen RSY. Sisi pemotongan
tripsin adalah gugus karboksil dari residu lisin dan arginin.
·
Perlakuan dengan karboksipeptidase tidak menghasilkan
fragmen. Sisi pemotongan karboksipeptidase adalah gugus amino dari asam amino
di ujung C, selain asam amino lisin, prolin, dan arginin.
·
Perlakuan dengan Kimotripsin menyebabkan heksapeptida
terpotong menjadi dua fragmen: fragmen AVRY dan fragmen RS. Sisi pemotongan
kimotripsin adalah gugus karboksil dari tirosin, triptofan, fenilalanin, leusin,
dan methionin)
R: Arginin A: Alanin S:
Serin V: Valin Y: Tirosin
Urutan asam amino (dari ujung N ke ujung C) adalah … (Nilai 1,5)
Jawab: ______AVRYSR________________
Pembahasan:
1) Penulisan peptida yang penulis buat untuk
membahas soal no.3 adalah dari ujung NàC
2) Heksapeptida = 6 asam amino, perhatikan
komposisinya
3) N-terminal = A
4) Perlakuan dengan karboksipeptidase, asam
amino ujung C = R
5) Urutan hexapeptida = AXXXXR
6) Perlakuan dengan tripsin = AVR dan SYR (atau
YSR)
7) Perlakuan dengan kimotripsin = AVRY dan SR
8) Urutan hexapeptida = AVRYSR